Drakor Startup Eps 15 Beneran Flop!

Drakor Startup Eps 15 sunguh membuat patah hati. Plot yang aneh dan pasangan Dodal yang cheesy.

Table of Contents

Dibaca normal : 3 menit

Tadinya, saya bersiap menempatkan drakor Startup menjadi drakor tahun ini, versi saya sendiri 😀 Tapi enggak jadi. Meski saya akan selau mengingat Start Up karena Han Ji Pyeong, – adorable and loveable fiction character that I want to hug – saya akan memilih drama lain, antara Hospital Playlist atau The World of The Married sebagai drakor terbaik 2021.

Kenapa?

Pertama,
Episode 15 sungguh flop.

Sebetulnya drakor ini punya banyak potensi untuk menjadi drakor terbaik 2020. Tapi, semuanya seperti berantakan sejak episode 13, dan memuncak di episode 15.

Momen canggung di lift yang mendadak mati. Sumber:tvnDrama Official

Gambaran karakter Dal Mi yang independen, positif, tiba-tiba jadi sosok heroine yang happy ketika ada Do San menyediakan diri untuk jadi pialanya, kebanggaannya, sayapnya (???) . Whatt?

Waduh. Itu omongan dia saat mabuk, dan 3 tahun silam.

Begitu juga Do San yang sudah 3 tahun merasakan pengalaman di Silicon Valley, masih bicara tentang “sailing without a map” dalam konteks bisnis?

Keduanya menjadi begitu naif.

Padahal keduanya sudah pernah merasakan akibat dari kecerobohan, tiga tahun silam.

Pesan apa yang mau dikasi? Just do your passion without any plan?

Iya, memang, ceritanya mereka bertahan. Tapi mesaage ini terasa ga jauh beda dengan semangat mendorong orang untuk follow your passion secara membabi buta.

Kedua,
Cinta segitiga yang terus diseret-seret menjadi kisah utama. Haduh!

Han Ji Pyeong (diperankan Kim Seon Ho) – Foto : tvN

Judul drakor “Startup” yang kemudian terasa seperti click bait.

Padahal, sejak awal, banyak metafora menarik seputar Startup yang masuk ke dalam kisah.

Misalnya, Sandbox, yang memang dalam dunia IT merupakan mekanisme security.

sandbox is an isolated testing environment that enables users to run programs or execute files without affecting the application, system or platform on which they run. Software developers use sandboxes to test new programming code. Cybersecurity professionals use sandboxes to test potentially malicious software.

https://searchsecurity.techtarget.com/definition/sandbox

Oleh penulis, sandbox ditwist menjadi cerita tentang anak yang minta pasir di bawah ayunan, sehingga ia tak sakit saat jatuh. Ayahnya mengabulkan.

Kotak pasir di bawah ayunan itu kemudian dianalogikan ke dunia bisnis. Alangkah lebih menenangkan jika bisnis juga punya sandbox-nya, tentu ga terlalu sakit saat jatuh. Ini paralel dengan mekanisme security dalam dunia IT : buat jaga-jaga biar gak kehilangan data yang bikin nyesek.

Begitulah Sandbox ada. Story-nya dapet banget kan?

Lalu, dongeng klasik The Wizard of Oz juga ga semata dicomot sekadar ambil quote, atau metafora dalam surat Dal Mi. Tapi memang karena di dunia startup The Wizard of Oz adalah metode buat bikin produk mencapai titik MVP nya, dalam bentuk hackathon.

Nah quote “at the time the wind began to blow” dipake jadi background pertemuan pertama Dal Mi dan Do San, pun diadopsi oleh AI Yeongsil buat kasi “ramalan” ke JP.

Katanya, “Kamu akan bertemu seseorang dari masa lalu di tempat tak terduga. Awalnya seperti angin sepoi yang kemudian kencang.”

Pada episode-episode awal, sebetulnya Startup sangat kaya metafora dunia startup.

Setiap episode pun selalu mengambil terminologi dunia startup.

Tapi kemudian, setelah episode 12, semua urusan cinta segitiga ini menjadi perhatian utama.

Dan puncaknya, episode 15. Oughhh.

Ketiga,
Ji Pyeong yang penuh luka

Sumber: tvNdrama Official

Second lead male ini seolah di-abuse sejak episode 1 menjadi karakter yang penuh luka dan kesepian. Sekadar demi rating?

Ji Pyeong menjadi karakter fiksi sangat dicintai karena penulis menghadirkan karakter yang bisa kita kenal mendalam. Bahkan kita bersimpati. Porsi adegan yang cukup dominan bagi Ji Pyeong di awal kisah, sempat membuat saya berpikir dia lah first lead nya.

La ya jika hanya sekadar mau bikin drakor cinta segitiga dengan ending Do San dan Dal Mi, ngapain amat repot-repot ngebangun kisah masa kecil antara Ji Pyeong dan Dalmi dengan begitu rapat.

Arghh.

I get so frustated.

Pada episode ke-15 ini, uri Ji Pyeong kembali menderita di eps 15. Ini fase dia berusaha melepas, and its so painful.

Ada satu adegan, ketika ia mengaku kenapa memilih nama Do San saat mengirim surat kepada Dal Mi.

Katanya ia bukan memilih nama itu karena Do San tampak pintar. Tapi karena ia tampak beruntung, dengan orang tua yang berfoto bersama di sisinya saat juara olimpiadi matematika.

Hiks.

Remember, Ji Pyeong juga juara simulasi investasi. Tapi tak ada orang tua di sampingnya karena ia yatim piatu. Bahkan hingga waktu tinggalnya habis di panti asuhan, ia tak pernah sempat diadopsi. Ia sendirian harus bertahan.

Ia sengaja pilih nama Do San karena terlihat beruntung dengan orang tua. Dan ia ingin Dal Mi (yang saat itu kesepian karena orang tuanya bercerai dan terpisah dengan kakaknya) mendapatkan surat dari orang yang punya orang tua, bukan dirinya yang yatim piatu.

I cry for this.

Then I realized, cuma haelmoni yang tau Ji Pyeong yatim piatu. Dal Mi ga pernah tahu, apalagi Do San.

Ketika ia terbangun dan melihat Do San dengan ibunya berbincang di dapur, ia ambil keputusan untuk menyimpan Dal Mi sebatas kenangannya.

Ia malah menyemangati Do San untuk percaya diri.

“Satu tanganmu itu, mengalahkan kenangan kami.”

Duh elah.

Ji Pyeong menderita sejak eps 1. Good boy till the end.

Luapan cinta penonton kepada Ji Pyeong memang tak bisa dibendung. Sejak awal penonton diberi kesempatan untuk mengenal ia dengan dalam. Kita tahu perasaannya. Kita ada untuk membelanya. Eaa.. Kita? Mianhae!

Aku juga tidak berharap Ji Pyeong end up sama Dalmi. Tapi mbok yaaaaaa dikasi closure yang lebih fair buat Ji Pyeong gitu loh.

Dan memang tak bisa dibantah, Kim Seonho betul-betul berhasil memberi nyawa pada Ji Pyeong. Just perfect.

He put a lot of effort to Ji Pyeong’s character. Well done.

Ekspresi emosi yang berakar sejak remaja hingga dewasa. Salah satu adegan terbaik Seon Ho pada drakor Startup.

Keempat,
In Jae, sebagai second lead female, tak punya cukup waktu tayang.

Sedih aku tuh, Keberadaan In Jae sebagai kakak Dal Mi jadi terasa sia-sia, karena cuma sebatas pelengkap. Ia sering memandangi kotak logo Sandbox dengan gambar anak perempuan yang bukan dirinya.

In Jae sebetulnya punya potensi cerita yang hangat jika lebih banyak waktu tayang bersama Dal Mi, bahkan neneknya.

In Jae yang tak kalah kesepian, tak punya banak kesempatan ‘bersuara’.

Selain faktor di atas, ada beberapa hal lain sehingga drakor Startup tidak bisa jadi yang terbaik, versi saya :D.

Tapi tiba-tiba saya merasa lelah.

Malam ini finale eps. I must prepare.

Share:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Populer
Artikel Baru

Baca topik lainnya: