Don’t get me wrong. Saya bukan belain. Saya enggak suka banget sama Indra Kenz yang bolak balik bilang “Murah Bangetttttt” dan setuju ia perlu diproses hukum.
Namun, kita bisa salah langkah besar jika fokus ke sosok-sosok seperti Indra dan Doni yang menjadi afiliator.
Siapa tau, yaaaa… ya emang mereka seminim itu pendidikan keuangannya.
Begitu juga dengan para influencer yang jualan konten Olymptrade dan lainnya.
Jangan-jangan nih, emang mereka ya emang tidak tahu apa-apa, tidak mau mencari tau, namun tergiur bayaran besar.
Jadi kalau yang ngiklanin aja enggak paham, bukankah kemungkinan besar pasarnya juga tidak paham?
Buat para afiliator dan influencer, Negara emang mesti tegas. Jelas-jelas barangnya ilegal, masa sales-nya yang jualan enggak ditindak?
Tapi yang lebih penting, selain rajin nutup aplikasi opsi biner dan menyatakan ilegal, mesti lebih rajin lagi edukasi ke masyarakat.
Kita ini di era informasi. Perangnya ya perang informasi.
Korban binomo dan olimptrade bisa segitu banyak ya karena iklan mereka masif. Harusnya informasi untuk counter ini ya lebih masif lagi toh. Agar pasar yang belum teredukasi ini menjadi teredukasi, dan akhirnya bisa berdaya.
Binary Option dan Judi
Apa itu binary option alias opsi biner, silakan googling. Sudah banyak lah yang menjelaskan apa itu binary option.
Namun, sederhanya gini. Binary option (opsi biner) merupakan aktivitas menebak harga dalam suatu waktu tertentu, misalnya 5 detik, 10 detik, 15 detik, 30 detik, atau 1 menit. Yang ditebak biasanya harga forex, tapi tidak terbatas pada itu. Bisa saja harga emas, atau kalau sekarang ya harga uang kripto.
Kita boleh nebak apakah harga akan naik, atau harga akan turun.
Kalau tebakan kita benar dalam interval waktu yang kita piih, maka kita dapat untung 80 persen dari modal. Kalau salah tebak, uang kita amblas. Hilang.
Hilang dalam arti HILANG ya. Bukan floating loss ya.
Kalau misalnya di saham, kita beli saat harga tinggi lalu harganya turun, itu lah yang disebut floating loss. Jadi kalau sedang floating loss, kita diamkan saja enggak masalah. Karena saat harga naik lagi di pasar, ya bisa kita jual sesuai harga berlaku.
Tapi opsi biner enggak gitu.
Saat kita salah tebak, lalu harga kembali ke perkiraan kita, uang udah hilang.
Jelas-jelas opsi biner adalah pertaruhan yang enggak adil sama sekali.
Pertaruhan adil itu ya fifty:fifty dong.
Lah kalau opsi biner kan jelas-jelas udah enggak adil dari awal. Kita loss 100% tapi win 80%. Peluang kita kalah lebih besar daripada peluang menang kan. Dan kok ya masih ada yang bilang analisis bla bla.
Apanya yang mau dianalisis?
Perkenalan dengan trading
Huru – hara berita seputar Indra Kenz dan binary option beberapa hari terakhir seperti melempar saya ke awal tahun 2000-an.
Lulus kuliah tahun 2003, saya pernah bekerja sebagai trader komoditi berjangka. Waktu itu, kenalan juga dengan forex dan saham. Kantor-kantor pialang komoditas berjangka dan forex bersebaran di segitiga emas Jakarta.
Saat itu, ceritanya, saya pengen ngerasain kerja jadi analis. Sebab, tahun-tahun segitu saya lagi suka topik-topik matematika – keuangan. Sampai-sampai, skripsi saya tentang Black Scholes Formula. >_<
Segala seminar terkait matematika-keuangan, saya ikuti. Sempat juga penasaran mengikuti ekonofisika, sebuah pendekatan fisika untuk memprediksi volatilitas pasar keuangan.
Tapi karier analis-pialang saya cuma seumur jagung, sekitar satu tahun. Pernah cuan besar, tapi kemudian bangkrut. Bayangkan, umur baru 25 tahun tapi rugi ratusan juta. Celakanya, dana itu titipan investor.
Bersyukur, saya enggak milih lompat dari Wisma Dharmala Sakti.
Meski begitu, saya masih bisa mengamati grafik bursa meski tak lagi mengeksekusi. Maklum, saat itu luka dan trauma terlalu dalam. Hahaha.
Saya juga masih menjaga kontak dengan teman-teman lama di bursa.
Satu dekade kemudian, saya kembali ke pasar. Tahun 2014, saya sudah tidak lagi jadi wartawan. Pekerjaan di startup juga lumayan balance, sehingga saya punya keleluasaan lagi di pasar keuangan. Baik dari sisi modal ataupun waktu.
Saya mulai nabung saham lagi, tapi tak pernah berurusan dengan forex dan komoditi berjangka.
Di masa-masa itulah, saya berkenalan dengan binary option (opsi biner). Jangan bayangkan saat itu sudah ada aplikasi seperti Binomo atau Olymptrade yang bisa diakses via ponsel ya. Saya enggak sempat tanya gimana sistemnya, karena saat itu hanya dimintai modal untuk dikelola di opsi biner.
Pada 2008, Amerika Serikat merilis pasar opsi biner untuk publik, meski sebetulnya opsi biner sudah dikenal di sana sejak 1974 (tahun yang sama ketika Myron Scholes bersama Fisher Black memperkenalkan Black Scholes Formula).
Menurut teman saya saat itu, Bappebti memasukkan opsi biner ke dalam kategori komoditi berjangka.
Saat saya cek, memang sih ada terminologi “Opsi” pada UU Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (UU PBK).
Namun, opsi itu mengacu pada Kontrak Opsi yang berfungsi sebagai manajemen risiko. Wah, itu sih mainan saya saat skripsi, ketika bergelut dalam Black-Scholes Formula. Dan kontrak opsi jelas bukan opsi biner.
Karena malas berdebat, saya tolak halus dengan bilang, “Duh maaf ya, enggak ada duit.”
Direspons sama dia, “Modalnya enggak banyak kok. Kita patungan aja, atau ntar gue cari dari yang lainnya juga.”
Saya coba nolak lagi, “Gue gak suka pasar yang gak ada barangnya. Tebak-tebakan doang, kurang menantang.”
Tapi dia tangguh. Kebetulan, kami bekerja di komplek gedung yang sama, di bilangan Sudirman. Jadi, tidak sulit untuk ketemuan.
Kadang-kadang dia seperti nunggu di lobi gedung tempat saya bekerja.
Lama kelamaan kami berdebat juga. Saya betul-betul enggak paham, kenapa ia berkeras nyebut investasi. Lha wong barangnya aja ga ada.
Persis seperti jualannya Binomo.

Pasar opsi biner ini bukan pasar riil loh ya. Kalau pasar saham, ada barangnya kan. Kita beli saham, ya ada lembar saham yang kita miliki. Tapi kalo opsi biner, kita ga punya barang.
Asli tebak-tebakan aja.
Pergerakan harga terpampang di layar, lalu kita diminta nebak harga naik atau turun.
Saya akhirnya menjelaskan peluang win loose di opsi biner kepada teman saya.
“Binary option ini enggak fair. Kalau kalah lu habis 100 persen, tapi kalo untung cuma dapat 80% modal. Gilak aja kalau yang 20% itu dihitung komisi. Nah lu bodoh apa gimana, mau-maunya bertaruh padahal udah jelas kalah.”
Pasar yang fair memungkinkan kamu win sama besarnya dengan kamu loose.
Dia akhirnya menyerah. Mungkin daripada dia saya paksa baca skripsi yang isinya cacing semua.
Apakah saya mencoba binomo?
Tahun 2020, saat pandemi dan iklan Binomo merajai, saya nyobain.
Saya masuk platform dengan data sembarangan karena penasaran.
Tentu saja, saya bermain degan akun demo.
Cuan? Iya lah. Kan demo. Pada akun demo, kita dimodali 14 juta.
Sementara untuk setiap transaksi, diperlukan modal minimal Rp70 ribu, berlaku kelipatan.
Namun saya enggak pernah bikin akun riil. Kenapa? Males. Karena udah jelas bakal rugi.
Selain Binomo, saya enggak pernah coba lainnya seperti Olymptrade. Toh sudah tahu.
Namun saya terpapar iklannya terus-menerus hingga akhirnya mendorong saya langganan Youtube Premium biar gak liat adsense lagi.
Eh…enggak muncul di ads, namun konten native terkait opsi biner meluberrrrr banget di Youtube.
Dari situ, saya yakin, pasti banyak orang yang sekarang terlanjur jadi korban.

Platform tebak-tebakan gini memunculkan adiksi. Ditambah ilusi kekayaan para influencer dan afiliator. Bahkan beberapa kali, para afiliator youtuber ini sering bikin live trade.
Dan mereka selalu mengingatkan, jangan gegabah, pakai uang dingin, jangan napsu cuan, dan sebagainya. Mereka juga mengajarkan manajemen risiko, batasi rugi hingga 10-20 persen saja. Pokoknya, terasa pas seperti konten edukasi keuangan.
Plus, tampilan aplikasinya sendiri memang membuat kita seolah-olah sedang benar-benar trading. Tersedia juga indikator untuk analisis trend dalam memprediksi harga. Mulai dari Bollinger Band hingga Moving Average.

Metodenya mah ga salah.
Masalahnya, emang chart yang ditampilkan itu betul-betul riil sesuai chart pasar riil? Siapa yang bisa memastikan?
Dengan segala tools dan tampilan grafik yang shopisticated itu, jadi terkesan trading. >_<
Padahal ya judi.
Spekulasi dengan taruhan sejumlah uang.
Dan di mana-mana, judi emang bikin penasaran dan ketagihan kan ya.
Saat menang banyak dengan akun demo yang 14 juta itu, kita akan merasa pede.
Lalu mulai buka akun riil dengan jumlah kecil. Buka akun modal Rp140 ribu saja. Sangat terjangkau kan. Sekali buka posisi buy atau sell, modalnya Rp70 ribu.
Kalau kita buka posisi buy karena yakin harga naik, modal Rp70 ribu. Jika benar, maka kita akan dapat profit Rp56 ribu. Jadi nambah kan, total deposit menjadi 206 ribu.
Kalau nambah lagi jadi 500, modalnya dibikin 3 x lipat alias Rp210 ribu, bisa untung 168 ribu. Jadi total deposit menjadi 686 ribu dalam hitungan menit!
Kalo untung.
Kalau rugi? Ya, uang kita hilang sebesar modal Rp210 ribu, sehingga dana deposit tersisa tinggal 290 ribu.
Keliatan kan gak fair-nya. Dengan modal yang sama-sama Rp 210 ribu, kamu akan untung Rp168 ribu jika menebak benar, dan rugi Rp210 ribu jika menebak salah.
Makin besar modal yang kita pertaruhkan, makin besar potensi ruginya.
Dan percayalah dengan peribahasa, sepandai-pandainya tupai melompat ia akan jatuh juga.
Sepintar-pintarnya kita nebak harga, pasti bakal salah juga.
Saat salah, ruginya lebih besar.
Inget ya, ruginya opsi biner selalu lebih besar daripada untungnya.
Makanya kalau sudah rugi sekali itu, nambalnya mesti berlipat-lipat, baru balik modal.
Nah, kebayangkan kan boncosnya mereka yang gegabah karena tidak teredukasi ini?
Bayangkan itu menimpa orang-orang yang berharap besar buat cuan, dengan modal terbatas yang tidak diikuti pengetahuan tentang opsi biner.
Jadi, kalau sekarang kebetulan liat atau tau orang yang kamu kenal nyoba-nyoba opsi biner seperti Binomo atau Olymptrade, kasih tau.
Paling gampang, kasih tau kalau itu ilegal di Indonesia.
Lalu kasih tau, kita pasti rugi kok di opsi biner.
Masih belum mempan juga, share konten-konten edukasi yang benar terkait opsi biner.
Mulai dari Felicia Putri sampai Ferry Irwandi bikin konten terkait Binomo. Media juga banyak ngulas, apalagi sedang trending kan.
Yuk lah, makin cerdas memilih produk investasi yang sesungguhnya.
Baca juga: Investasi saham dan untung besar yang tidak boleh kamu percaya begitu saja.