Resolusi Tahun Baru. Lakukan Lagi, Sepuluh Kali

Apakah yang paling kamu takutkan sehingga resolusi tahun baru tak juga terwujud?

Table of Contents

Adakah resolusi tahun baru yang selalu berulang kau tuliskan dari tahun ke tahun, dan selama ini tak pernah tercapai?

Bahkan tak mendekati.

Jika ya, pernahkah kamu tanyakan penyebabnya?

Apakah resolusi itu terlalu menakutkan?

Apakah resolusi itu betul-betul kamu inginkan?

Saya punya satu hal yang terus menerus saya tuliskan, tapi setiap akhir tahun, saya menyadari tak ada kemajuan berarti.

Lalu saya tuliskan lagi, menjadi resolusi. Entah udah keberapa kali.

Apakah saya tidak terlalu menginginkannya?

Kalau ditanya ingin, saya ingin. Bahkan ingin sekali.

Saya bisa bayangkan perasaan hangat, debar dan mata yang panas karena bakal terlalu senang, jika saya menyelesaikannya dengan baik.

Apakah takut?

Ya, mungkin, sepertinya begitu.

Mungkin saya terlalu takut untuk menerima kenyataan jika ternyata saya enggak sebagus itu. ^_^

Padahal, mulai aja baru tipis-tipis.

Belum jatuh, tapi sudah takut.

Padahal ini adalah hal yang biasa saya lakukan sehari-hari untuk bertahan hidup. Sudah 16 tahun saya melakukan ini dan mendapatkan nafkah dari situ. Tapi, saya belum mampu menulis novel.

Menulis novel adalah resolusi tahun baru yang terusa berulang.

Ide sih ada. Beberapa kali menulis, tapi tak pernah tuntas. Sampai di tengah-tengah rasanya berantakan. Atau kadang-kadang, para tokoh sudah berisik dan cerewet, tapi saya terlalu lelah menjadi pekerja mereka.

Jadi, sebenernya ngapain aja sih aku tuh? Hehehe.

Ask for it

Tadi pagi, entah kenapa rekomendasi sebuah video TED Talks muncul di beranda. Pembicaranya, Jennifer Cohen, salah satu international speaker yang juga pegiat gaya hidup sehat.

Dia membahas tentang boldness, keberanian.

Rasa takut gagal, takut ditolak, takut mengetahui “not good enough” adalah bagian dari self doubt. Dan ini tidak ada hubungannya dengan apakah kamu cukup pintar atau berpengalaman.

Boldness bukan sesuatu bersifat genetik, tapi skill.

Lalu Jennifer cerita tentang pengalamannya usia 18 tahun, ketika ingin melamar pekerjaan sebagai VJ dan harus membuat video demo.

Saat itu, Keanu Reeves sedang populer luar biasa berkat film Speed, dan tengah berada di Winnipeg, Kanada, sebuah kota kecil tempat Jennifer tinggal.

Ia menunggu Keanu berjam-jam, lalu dengan yakin ia mendekati Keanu sambil bilang “I need you to get my dream job”.

Keanu bengong, lalu nawarin tandatangan.

Jennifer bilang dia ga butuh tandatangannya.

Masih bingung, tapi dasar Keanu emang low profile banget, dia minta nomor telepon Jennifer agar bisa dikontak.

Dan beberapa hari kemudian, beneran Keanu nelpon.

Lalu Jennifer berhasil membuat demo tape berisi wawancara dengan Keanu.

Ia gagal mendapat pekerjaan sebagai VJ. Tapi pengalaman itu begitu berkesan baginya hingga menjadi teori yang ia yakini.

Kalo kamu mau, kamu harus memintanya dengan yakin, dan tidak mengambil apapun yang di depan kamu jika itu bukan maumu.

Itu namanya ngotot, kekeuh, teguh.

Dan jika memang itu hal yang benar-benar kamu inginkan, kasi kesempatan untuk melakukannya berulang kali, sampai 10 kali. Bahkan banyak yang tak mencobanya satu kali pun.

“Saya berani jamin, kalau kamu mencoba 10 kali, kamu pasti 1x sukses. Kamu mungkin dapat yang kamu mau, atau kamu mendapatkan sesuatu yang enggak kamu duga sebelumnya,” kata Jennifer.

If it yours, then maybe you get one best shot!

Hm.

Saya tipe orang yang ga mau repot-repot nyoba sampai 10 kali.

Paling banter tiga kali.

Tapi mungkin, untuk hal yang benar-benar kita inginkan, kita bisa memberi kesempatan hingga 10x. Betul?

Apakah kamu punya resolusi yang tak berhasil dikerjakan?

Apakah kamu akan tetap berjanji mau melakukannya, atau segera menggantinya dengan resolusi baru?

Share:

1 thought on “Resolusi Tahun Baru. Lakukan Lagi, Sepuluh Kali”

  1. Pingback: Keajaiban itu Ada, Jika Kita Menjemputnya - Sica Harum

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *